Pernahkah teman-teman kecurian? Aku mengalaminya sewaktu aku berpergian ke Spanyol. Bagiku ini salah satu pengalaman burukku dalam perjalanan. Sebelumnya aku pernah juga mengalami kejadian tidak enak saat berpergian, dalam postinganku yang ini. Namun pengalaman kecurian ini jauh lebih mengesalkan karena aku kehilangan barang-barang pribadi yang aku perlukan dalam perjalanan. Siapapun bisa mengalami kejadian seperti ini. Aku berbagi pengalaman ini untuk diambil pelajaran dan hikmahnya agar kita bisa menghindari kejadian seperti ini.
Saat itu, aku sedang melakukan perjalanan ke Maroko dan Spanyol. Aku belum sempat menuliskan pengalaman perjalananku disana. Biarlah tragedi kecuriannya dulu yang aku ceritakan, agar yang pergi kesana lebih berhati-hati.
Aku berada di kota Granada, Spanyol. Aku telah melalui perjalanan dari Marrakesh, Maroko dan menyeberangi Selat Gilbratar menuju Granada, Spanyol. Aku menginap di hotel berbintang 5 di kota Granada. Rencananya pagi itu kami akan mengunjungi Alhambra, salah satu kota terkenal dengan ilmuwan dan pengetahuannya di masa kejayaan kerajaan Islam di Andalusia, Spanyol (tahun 711 – 1492)
Walaupun hotel tempat aku menginap sangat nyaman, namun kemarin malamnya aku tidak bisa tidur nyenyak. Kakakku menelfon dari Jakarta dan memberitahu bahwa mamaku sakit dan dirawat di rumah sakit. Aku kepikiran terus ingat mamaku, karena biasanya kalau dia sakit, aku yang menunggu di rumah sakit. Mamaku adalah penyintas penyakit kanker lebih dari 20 tahun dan sudah 8 bulan ini berobat lagi karena ada tumor yang tumbuh di kepalanya. Kakakku mengijinkan aku pergi, karena perjalanan ini sudah direncanakan sebelum mamaku sakit.
Pagi itu, aku lemas memikirkan mamaku. Di restoran tempat sarapan sepi sekali, tamu-tamu lain belum terlihat. Yang sarapan hanya aku dan suamiku, beserta 2 pasang teman suami, teman perjalananku kali ini. Suamiku sibuk mengambilkan aku aneka buah dan pastri untuk aku sarapan namun aku bergeming melamun dengan pandangan kosong, tidak bernafsu untuk sarapan.
Aku duduk di bangku berseberangan dengan suamiku. Teman-temanku duduk di meja sebelah dan mereka sibuk mengambil sarapan ala buffet. Kecerobohan pertamaku aku melamun dan tidak fokus. Kelalaian kedua aku menarus tasku dengan menggantungkan di senderan kursi dan aku sampirkan jaket di senderan kursi pula menutupi tasku. Padahal aku sudah diingatkan untuk berhati-hati di Spanyol karena banyak pencopet di daerah yang ramai wisatawan. Berlanjut keteledoran berikutnya, aku tidak menyadari bahwa ada orang yang sedang sibuk berbicara di handphone dan dia berdiri dekat kursiku. Ada saat-saat aku hanya sendiri di meja karena suamiku dan teman-temanku sedang memilih dan mengambil makanan di meja hidang.
Setelah semua selesai sarapan (aku hanya minum jus buah), Tour leader memanggil kami untuk persiapan berangkat ke Alhambra. Saat aku mengambil jaket, aku kaget karena tasku tidak ada. Tas yang aku bawa tersebut cukup besar dan berwarna merah terang. Bila diambil orang tentu akan terlihat. Yang namanya maling, pasti punya strategi, apalagi calon korban tidak awas dan melamun. Aku serasa mau pingsan membayangkan handphone beserta kamera kesayanganku ikut raib bersama tas.
Suamiku melaporkan kehilangan itu ke tour leader (kami panggil dia Udin, karena nama Spanyolnya sulit diucapkan) untuk disampaikan ke pihak hotel. Aku masih lemas membayangkan barang-barang berhargaku yang hilang. Hilanglah semua foto-foto dalam kamera dari beberapa perjalananku, yang belum sempat disimpan di laptopku. Udin menghibur aku karena masih bisa bersyukur passpor tidak hilang berhubung disimpan pihak hotel waktu aku check-in. Udin meminta aku tetap ikut ke Alhambra (destinasi hari itu) karena sayang sekali kalau tidak mengunjungi kota peninggalan kerajaan Islam yang sangat ikonik tersebut apalagi sore harinya kami sudah harus berangkat ke kota lain (Madrid). Jadi tidak akan ada kesempatan untuk mengunjungi Alhambra dalam perjalanan itu.
Jadilah aku berpergian dengan melenggang kangkung tanpa bawaan sama sekali. Pening aku membayangkan harus melaporkan dan mengurus semua barang berharga KTP, Kartu Debet dan Kartu Kredit. Di dalam tas itu, aku juga menyimpan 2 handphone Samsungku, kamera pocket RX100 Sony, uang 1000 Euro dan lain lain. Goodbye foto-fotoku yang di dalam kamera. Aku berharap foto di handphone terback-up di cloud. Kalau uang ya sudahlah, perjalananku tinggal 3 hari lagi. Aku tidak perlu belanja apapun.
Awalnya uang selama perjalanan, aku bagi dua dengan suamiku. Ternyata cuaca yang sangat dingin di bulan Desember itu, membuat suamiku bolak balik ke toilet. Ceritanya untuk mempermudah, jika aku ingin membeli sesuatu, uang diserahkan kembali semua kepadaku. Maksud suami, aku tidak perlu mencari dan menunggu dirinya yang sering harus ke toilet yang lokasinya jauh pas aku harus membeli sesuatu. Alhasil, uang bekal perjalanan kami raib semua, hanya tinggal uang rupiah di dompet suami. Masih alhamdulillah, kami berpergian dengan teman-teman dan mereka siap menalangi kalau kami darurat perlu mengeluarkan uang.
Aku pasrah saja, memang sudah takdir dan cuma ingat bahwa semua yang kita miliki itu hanya titipan dan jika suatu saat diambil/hilang, ya harap bersabar dan mengambil hikmahnya. Ada sedikit harapan dalam hati, tasku tersebut bisa ditemukan tapi aku berusaha menyiapkan hati jika ternyata tidak ditemukan.
Selama perjalanan menuju Alhambra aku menelfon anakku dan memberi instruksi untuk memblokir kartu debet dan kartu kredit melalui Bank penerbit. Alhamdulillah anakku sudah cukup umur untuk mewakili aku berhubungan dengan bank. Aku juga berusaha menenangkan diri agar bisa menikmati Alhambra. Kalau dipikir, benar juga Udin, aku sudah menabung susah payah, meluangkan waktu dan pergi sejauh ini untuk melihat Andalusia yang aku idamkan sejak lama. Masa’ gara-gara tragedi kecurian, aku tidak jadi mengunjungi Alhambra. Tidak ada manfaatnya juga jika aku ikut melaporkan ke polisi, tidak ada yang bisa aku perbuat untuk membantu.
Pendek kata, dalam segala kegundahanku memikirkan mamaku yang sedang dirawat di rumah sakit dan mengingat barang-barang berhargaku yang hilang, aku tetap berusaha menikmati keindahan Alhambra dan penjelasan-penjelasan dari pemandu wisata. Aku mempraktekkan resep sederhana untuk menenangkan hati, menarik nafas panjang dan berzikir mengucapkan istigfar. Dari foto-fotoku di Alhambra, tergambar wajahku yang lesu.
Begitu aku kembali ke hotel, Udin menjelaskan bahwa pencuri tasku tidak ditemukan begitupun tasku sudah raib entah kemana. Dari CCTV hotel, tampak bahwa si pencuri menyamar menjadi tamu hotel dan masuk ke restoran. Dia mengincar dan mengawasi aku sambil pura-pura sibuk menelfon di dekat aku. Begitu aku sendiri di meja, dia beraksi menjatuhkan jaketnya di belakang kursi aku, kemudian dia mengambil tasku yang digantung dibawah jaketku dan membawa tasku dibawah jaketnya sehingga tidak terlihat. Sementara jaketku tidak bergeser tetap tergantung di kursiku.
Menurut pihak hotel, pencuri itu adalah orang asing biasanya dari Rumania. Aku hanya menerima permintaan maaf. Di kepalaku masih menggantung pertanyaan bagaimana orang yang bukan tamu bisa masuk ke restoran yang biasanya selalu ditanya dari kamar berapa, darimana tau itu orang Rumania??
Aku tidak memperpanjang permasalahan, aku sudah menerima kehilangan ini dan beranggapan memang terjadi sebagian besar karena kelalaianku. Aku cuma ingin cepat pulang bertemu mamaku. Aku tidak ingin terjadi sesuatu atas mamaku dikala aku jauh. Padahal pada saat aku pergi, hasil lab mamaku dan pemeriksaan dokter, kondisi mama agak membaik. Pastinya lagi, aku harus mengurus pengantian dokumen hilang dan membeli handphone. Untuk membeli kamera lagi, aku harus menahan diri karena aku tidak punya budget lebih.
Dari ceritaku ini, ada pelajaran dan hikmah yang bisa diambil agar terhindar dari kejadian seperti ini. Selama perjalananan sebaiknya kita :
-
Selalu fokus memperhatikan kondisi sekitar dan tidak banyak melamun.
-
Selalu meletakkan barang berharga di depan kita atau di pangkuan kita. Sekali-kali jangan lengah mengawasi barang-barang kita
-
Berhati-hati dengan orang tidak dikenal yang bersikap aneh dan berada di sekeliling kita.
-
Kalau memungkinkan menyimpan uang tidak di satu tempat.
#granada
#jalanjalanspanyol
#GranHotelSercotelLunadeGranada