Percakapan I
Bunda : Sudah jam tidur Ario, ayo cepat sikat gigi dan cuci kaki.
Ario : Sebentar lagi bunda, emangnya bunda sudah sikat gigi.
Bunda : Bunda belum mau tidur, nanti saja kalau sudah mau tidur baru sikat gigi.
Ario : Beberapa kali, Ario lihat bunda ketiduran, padahal belum sikat gigi.
Bunda : Kan bunda sering bangun malam, saat itu bunda sikat gigi (ngeles….)
Percakapan II
Bunda : Mba Hani sudah sholat Isya?
Hani : Belum, bunda sudah sholat belum?
Bunda : Belum juga….tapi ini bunda sudah mau sholat
Hani : Ya sudah, mba sholat setelah bunda
Bunda : Hmmm……
Percakapan III
Ayah : Lo kok, semua anak masih asem alias belum mandi sudah siang begini, mentang-
mentang hari libur. Tapi bukan berarti sudah jam 12.30 gini, belum ada tanda-tanda mau mandi dong
Anak2 : Kepala sukunya saja belum mandi, jadi kita juga ikut santai
Ayah : Ayah sudah keren kayak gini, dibilang belum mandi…..
Hani : Maksudnya bunda tuh, masih duduk santai di teras, dekat tanaman kesayangannya sambil baca cuku, masih pakai baju tidur
Ayah : Pantes aja, semua anak bergeming gak mau mandi. Kayaknya bunda dulu ni yang perlu action..
Begitulah menjadi orang tua, kita tidak bisa asal perintah, instruksi, menasehati… Kitanya sendiri perlu menjadi model bahwa nasehat/perintah kita tersebut sudah dipraktekkan. Kita harus konsisten antara omongan dan perbuatan, kalau gak anak-anak susah untuk respek dan ujung-ujungnya susah untuk diberitahu. (Ayah, please let me know ya….kalau aku masih menjadi model yang kurang baik).