Tawaran berpergian selalu membuat aku tergoda untuk ikut. Sebenarnya undangan ke Balikpapan untuk suami dalam rangka pertemuan teman kuliah. Ternyata para istri ingin ikut serta, tentu saja aku tidak mau ketinggalan.
Kenapa juga di Balikpapan, sama sekali bukan karena suamiku kuliah di Kalimantan ataupun temannya ada yang orang Kalimantan. Sebenarnya karena salah satu teman suamiku bekerja di Kalimantan dan mempunyai banyak staff, selain itu juga banyak dari kami yang belum pernah mengunjungi Balikpapan.
Yang membuat aku lebih semangat ingin pergi karena nyonya rumah mempunyai hobi yang sama dengan aku, senang wisata alam. Jadi jadual jalannya sudah diatur ke tempat-tempat yang menarik alamnya.
Ini jadwal jalan di waktu yang cukup sempit (berangkat dari Jakarta Jumat sore dan kembali ke Jakarta Minggu sore, berarti hanya 2,5 hari) :
– Ke hutan Bengkirai
– Ke BOS (Borneo Orang Utan Survival)
– ke Teluk Balikpapan
– Kuliner di sekitar Balikpapan (udang, kepiting, ikan, roti mantau).
Di Bengkirai, kami melihat-lihat hutan yang memang dibuka untuk wisata. Yang paling menarik adalah jembatan dengan tinggi lebih dari 10 meter yang menghubungkan beberapa rumah pohon. Seru melihat pemandangan hutan dari atas. Lumayan megap-megap untuk naik ke jembatan, tapi worth it-lah dengan keindahan pemandangan sekitar.
Di Teluk Balikpapan, kami menikmati sunset dan melihat kapal-kapal pembawa minyak. Pemandangan yang indah, karena melihat yang jarang-jarang kami lihat.
Di BOS, kami melihat orang utan yang sudah pernah dipelihara, ‘diajarkan’ untuk dapat kembali hidup di habitatnya di hutan liar. Untuk ‘pendidikan’ tersebut, orang utan dibagi beberapa tingkatan. Semakin tinggi tingkatannya, semakin dianggap siap untuk dilepas di hutan.